Disentri: Gejala, Penyebab Dan Pencegahan

disentri gejala penyebab dan pencegahan

Disentri: Gejala, Penyebab Dan Pencegahan. Disentri merupakan penyakit diare dengan gejala buang air besar encer atau mencret yang disertai dengan darah dan lendir akibat proses infeksi bakteri atau parasit pada saluran pencernaan. Lebih detilnya, penyakit disentri diartikan sebagai istilah medis yang digunakan untuk sekumpulan gejala yang terdiri dari diare berdarah, lendir pada tinja, dan rasa nyeri pada saat mengeluarkan tinja.

Diare atau mencret merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar dengan konsistensi yang lembek atau cair atau hanya air saja dengan jumlah yang melebihi tiga kali dalam sehari. Seperti halnya mecret pada umumnya, anak dengan disentri juga bisa mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi dapat terjadi karena banyaknya cairan yang keluar bersamaan dengan tinja, dan tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup. Oleh karena itu penyakit disentri pada bayi dan anak-anak sebaiknya dapat diberi minum yang cukup dan cairan Infus dapat diberikan bila sampai mengalami dehidrasi berat dan sulit untuk minum.

Sekitar lima belas persen dari seluruh diare yang terjadi pada anak balita yaitu penyakit disentri. Terutama disentri pada bayi, dehidrasi akibat penyakit disentri masih merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Pemberian ASI sangat dianjurkan dalam penaganan disentri pada bayi karena disentri yang lebih berat dilaporkan pernah terjadi pada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dan pada anak yang mengalami gizi kurang.

Berdasarkan penyebabnya, penyakit disentri secara umum dikelompokkan ke dalam dua tipe yaitu :

  • Disentri basiler merupakan disentri yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dan bakteri shigella adalah penyebab disentri yang tersering terutama disentri pada bayi dan anak.
  • Disentri amoeba adalah disentri yang disebabkan oleh infeksi amoeba. Infeksi oleh kuman dapat menyebar melalui tangan, makanan dan air minum yang terkontaminasi, serta peralatan makan yang tidak dicuci bersih dan biasanya terjadi pada daerah dengan tingkat kebersihan perorangan yang buruk.

Apa Tanda dan Gejala Disentri

Selain diare dengan darah dan lendir pada tinja, anak yang mengalami penyakit disentri juga dapat mengalami demam dan tenesmus yaitu suatu perasaan nyeri perut yang melilit terutama saat buang air besar. Nyeri perut saat buang air besar sering kali tidak dapat dilihat pada anak bayi karena mereka pada umumnya masih belum dapat menggambarkan dengan jelas gejala nyeri perut tersebut. Mungkin yang terlihat hanyalah rewel(menangis) atau ekspresi sakit lainnya.

Gejala utama disentri ialah buang air besar mencret berdarah dan berlendir. Pengobatan Disentri Kabar baiknya, disentri dapat diobati, dalam hal ini kita akan menggunakan obat disentri yang memiliki peran membunuh mikroorganisme penyebab. Lebih jelasnya lagi, dalam melakukan pengobatan disentri ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu :

Melakukan pencegahan terhadap dehidrasi Salah satu efek bahaya dari penyakit disentri ialah dehidrasi, untuk mencegah dehidrasi bisa dilakukan dengan memberi ASI lebih sering dan lebih lama (banyak), memberi oralit (satu bungkus utuk 200 cc air) ½ gelas untuk bayi kurang dari 1 tahun, dan 1 gelas untuk balita lebih dari 1 tahun setiap mencret, atau bila tidak tersedia oralit dapat memberikan kuah sayur, air tajin, atau kuah sup.

Di samping itu, tetap lanjutkan pemberian makan agar bayi tidak menjadi kurang gizi. Tablet Zinc Ini merupakan obat disentri dan diare yang dapat menjaga agar diare tidak bertambah parah, tablet zinc juga akan mempercepat penyembuhan dan menyehatkan usus sehingga diare atau disentri tak mudah kambuh.

Obat Antibiotik Pemberian antibiotik merupakan indikasi untuk pengobatan disentri. Obat disentri ini berfungsi membunuh bakteri penyebab. Beberapa Antibiotik yang dapat menjadi obat disentri yaitu :

  • Cotrimoxazole dosis 10 mg/KgBB/hari yang dibagi dalam 2 kali pemberian selama 5-7 hari
  • Metronidazole dosis 30 mg/KgBB/hari yang dibagi dalam 3 kali pemberia selama 7 hari Penggunaannya hanya ketika dokter merekomendasikannya (harus dengan resep dokter).

Segera membawa anak ke dokter apabila anak berak cair bercampur darah bertambah sering, anak muntah berulang, anak sangat haus, anak makan dan minum sangat sedikit, anak mengalami demam. Pencegahan terhadap penyakit disentri dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan melakukan penjagaan terhadap kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. Untuk menjaga kebersihan diri dapat dimulai dengan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir pada saat sebelum makan dan pada saat setelah buang air besar.

Ulasan diatas merupakan bahaya dari penyakit disentri. Waspadalah bila mempunyai balita yang terserang penyakit disentri, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi dehidrasi selalu beri ASI atau cairan pengganti. Semoga ulasan diatas bermanfaat. [YuQe – WartaSolo.com]