Makan Kepala Ikan: 7 Alasan mulai Sekarang Menghindarinya
Makan Kepala Ikan: 7 Alasan mulai Sekarang Menghindarinya. Lezat, enak, sedap, gurih dan maknyus. Pernah makan kepala ikan? Mungkin di masak sup, asam manis, atau pedas manis dan masakan lainnnya benar-benar membikin daya lahab seseorang mengungat. Tapi ingat, temuan-temuan zat yang terkandung di dalamnya sungguh mencengangkan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam bookletnya mengungkapkan dan memberi keterangan dengan menyebutkan adanya racun Ciguatoksin paling umum ditemui. Racun jenis apakah ini? Racun ini berasal dari dinoflagelata, mikroorganisme laut yang menempel dan tumbuh pada karang mati.
BACA JUGA:
Racun Ciguatoksin pada umumnya mengalami akumulasi pada organ dalam, kepala, dan sisik ikan. Racun ini juga terdapat pada hewan herbivora dan karnivora. Begitupun dengan ikan yang hidup di karang, seperti Potato grouper, Tiger grouper, High Fin Grouper, Hump Head Wrasse, Flowery Grouper dan Leopard Coral Grouper (jenis kerapu).
Terus, apa yang perlu dicermati agar terhindar dari racun tersebut?
BPOM mencatat ada 7 poin yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Jangan mengonsumsi produk perikanan terutama ikan yang hidup di karang dalam jumlah besar.
2. Jangan mengonsumsi produk perikanan yang tidak jelas jenis dan asal-usulnya.
3. Kurangi konsumsi ikan karang terutama yang ukurannya besar (di atas tiga kilogram).
4. Hindari mengonsumsi kepala udang, kepala ikan dan organ dalam produk perikanan karena penumpukan toksin pada bagian itu.
5. Hindari mengonsumsi organ dalam dan sisik ikan karang.
6. Hindari minuman beralkohol dan kacang-kacangan ketika mengonsumsi ikan karang karena dapat meningkatkan keparahan keracunan.
7. Simpan produk perikanan pada suhu rendah untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Hidup memang sebuah pilihan. Hidup juga adalah menjalani resiko dari setiap keputusan. Informasi tersebut hendaknya menjadi warning keras bagi kita yang memiliki perhatian lebih kepada kesehatan. Masakan aneka kepala ikan terlanjur menjamur di setiap sudut kuliner nusantara. Itu artinya kitalah yang memegang kunci akan kesehatan masing-masing. BACA JUGA: Persiapan kemarau: 6 Hal yang dipersiapka, dari Stovk Air Hingga Perputaran Udara Rumah. [M. Anis – WartaSolo.com]