Kolera: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Kolera: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan. Kolera merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi dengan bakteri vibrio cholerae (v. cholerae). Kolera menjadi masalah kesehatan bagi penduduk di negara-negara berkembang di dunia, terutama di Afrika, Asia Selatan dan Amerika Latin. Dikarena pola kesehatan masyarakatnya masih rendah.
Sebagian orang yang terkena kolera akan mengalami diare dalam jumlah berlebih dan mengalami dehidrasi hebat hingga menyebabkan kematian. Umumnya orang akan terkena kolera setelah tanpa sengaja menelan bakteri vibrio cholerae yang sudah mengontaminasi sumber makanan atau air. Sekitar 5%-10% dari orang yang sebelumnya sehat akan mengalami diare hebat dalam waktu sekitar satu sampai lima jam setelah menelan bakteri vibrio cholerae.
Gejala dan tanda kolera
Gejala dan tanda kolera yang umum ialah diare yang biasanya disertai dengan bintik-bintik putih (lendir dan sel epitel) yang seukuran beras. Volume diare bisa sangat tinggi yaitu bisa 10 sampai 18 liter selama 24 jam pada orang dewasa dengan 70 kg berat badan. Selain itu, biasanya disertai salah satu atau beberapa gejala berikut:
- Muntah
- Denyut nadi cepat
- Hilangnya elastisitas kulit
- Membran mukosa kering
- Tekanan darah turun
- Haus
- Kram otot
- Gelisah atau lekas marah (terutama pada anak-anak).
Mereka yang terinfeksi bakteri vibrio cholerae memerlukan terapi rehidrasi segera untuk mencegah penyakit ini berkembang menjadi keadaan serius. Jika tidak diobati, dehidrasi berat akibat kolera akan menyebabkan shock hingga kematian. Dehidrasi berat seringkali terjadi pada 4-8 jam setelah diare pertama, dan pada orang yang tidak diobati akan berakhir dengan kematian dalam waktu sekitar 18 jam.
Penyebab kolera
Bakteri vibrio cholerae biasanya ditemukan pada air tidak higienis (air kotor) atau pasokan air minum yang terkontaminasi dengan pembuangan kotoran. Kolera jarang sekali ditularkan dari orang ke orang. Bakteri ini ini akan masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi olehnya. Bakteri vibrio cholerae sering mengontaminasi:
- Pasokan air massal
- Es yang terbuat dari sumber air missal
- Makanan dan minuman yang diproduksi dengan higiene yang buruk
- Sayuran yang tumbuh dengan diairi limbah
- Kerang dan ikan mentah dan makanan laut lainnya yang diperoleh dari perairan yang tercemar limbah.
Bakteri vibrio cholerae umumnya sangat sensitif terhadap keberadaan asam di lambung dan saluran pencernaan. Asam lambung akan membunuh sejumlah kecil bakteri sebelum akhirnya mereka berkembang biak di dalam tubuh. Tapi, ketika bakteri dalam jumlah besar mengeroyok sistem pertahanan alami tubuh, mereka akan tumbuh di usus kecil dan turut keluar melalui kotoran (feces) orang yang terinfeksi. Orang yang terinfeksi kolera ringan atau tidak menunjukkan gejalanya terutama bagi mereka yang kurang menjaga kebersihan bakteri vibrio cholerae akan menyebarkan infeksi dengan mengontaminasi makanan langung dengan kotoran yang terinfeksi.
Langkah terbaik untuk mencegah kolera adalah:
- Hanya menggunakan air yang telah dimasak atau bahan kimia yang didesinfeksi untuk:
Minum, atau menyiapkan minuman seperti teh atau kopi
Menyikat gigi
Mencuci wajah dan tangan
Mencuci buah-buahan dan sayuran
Mencuci peralatan makan
Mencuci wadah, kaleng, dan botol-botol yang akan diisi makanan atau minuman.
- Menghindari makan atau minum dari sumber yang tidak diketahui. Setiap makan mentah bisa terkontaminasi, termasuk:
Buah-buahan dan sayuran
Susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi
Daging mentah
Kerang-kerangan
Ikan yang ditangkap dari daerah karang tropis (bukan laut terbuka).
Vaksin kolera tersedia untuk usia minimal dua tahun, dan telah terbukti aman dan efektif. Menurut WHO, enam bulan setelah vaksin kolera diberikan, tingkat keberhasilan di semua kelompok usia ialah 85%-90%, dan menurun menjadi 62% pada orang dewasa dalam waktu satu tahun.
Pengobatan kolera
Untuk keadaan diare yang lebih buruk dari biasanya, lebih baik segera minta pertolongan medis daripada mencoba menanganinya sendiri. Segeralah minta pertolongan medis apabila terjadi diare yang terus menerus atau jika terjadi muntah. Pemberian cairan infuse akan menghindari dehidrasi.
Pengobatan untuk kolera akan ditentukan berdasarkan:
Kesehatan dan sejarah medis pasien
Tingkat keparahan
Toleransi terhadap obat-obatan, prosedur atau terapi tertentu
Keluhan
Kemungkinan penyebarannya.
Pengobatan untuk kolera biasanya melibatkan proses rehidrasi, yaitu dengan:
Solusi rehidrasi melalui oral (oralit).
Solusi rehidrasi dengan intravena (infus) untuk kasus kolera berat.
Meskipun penyakit kolera banyak berkembang dinegara Afrika, Asia Selatan dan Amerika Latin untuk menjaga kesehatan dan penyebaran bakteri selalu jaga kebersihan diri, lingkungan (sumber air) serta makanan yang kita konsumsi. Semoga ulasan diatas bermanfaat. [YuQe – WartaSolo.com]