5 Pesona Benteng Vredeburg yang Berusia 2,5 Abad
Hadirnya ratusan destinasi kekinian dan modern lain di Jogja rupanya tidak melunturkan eksistensi Benteng Vredeburg yang berusia lebih dari 250 tahun. Bangunan peninggalan Belanda ini terletak di pusat kota Yogyakarta tepatnya di depan Keraton Kesultanan.
Lokasinya strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah, termasuk oleh kamu yang sedang jalan-jalan di Malioboro. Jarak keduanya sekitar 900 meter dan bisa ditempuh dengan 1 menit berkendara. Kamu bisa temukan benteng kuno ini di dekat perempatan Titik Nol Kilometer yang ada di Jalan Margo Mulyo.
Daya Tarik Museum Benteng Vredeburg
1. Sejarah yang Panjang
Menurut Wikipedia, sejarah bangunan ini dimulai dari sebuah banteng sederhana berbentuk bujur sangkar yang dibangun Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 1960. Temboknya terbuat dari tanah, atapnya ilalang, dan menggunakan tiang penyangga pohon kelapa.
Pada 1765, W.H.Ossenberch memperkokoh benteng dan proses pembangunan diawasi ahli ilmu bangunan Belanda bernama Ir. Frans Haak. Bangunan benteng disempurnakan pada 1767-1787 dan sempat beberapa kali berpindah kepemilikan termasuk ke tangan Inggris dan Jepang.
Barulah pada masa kemerdekaan, benteng secara sah dikelola Pemerintah Yogyakarta. Lalu sejak 1992 hingga sekarang resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional, atau dikenal sebagai Museum Benteng Yogyakarta.
2. Arsitektur
Benteng Vredeburg menjadi bangunan pertama di Jogja yang memiliki gaya arsitektur Indische (Indis), yang menandakan ada percampuran budaya barat yakni Belanda dan budaya Indonesia khususnya Jawa.
Salah satu ciri khasnya adalah tembok berwarna putih tulang. Jika dilihat dari atas, bentuk bangunan mirip kura-kura dengan 4 bastion di masing-masing sudutnya.
3. Bangunan Terawat dan Halaman Rindang
Kondisi benteng ini masih sangat bagus dan tertata rapi. Area halamannya juga asri karena ada pepohonan rindang di sekitar. Lalu untuk spot foto, dijamin kamu tidak akan kehabisan.
4. Koleksi Sejarah
- Foto-foto zaman Belanda.
- Lukisan-lukisan perjuangan rakyat dan tentara Nusantara dalam mencapai kemerdekaan.
- Mesin ketik kuno milik Surjopranoto.
- Minirama Kongres Boedi Oetomo.
- Tiga buah kendil milik Panglima Besar TNI yakni Soedirman.
- Dokumen Soetomo yang berisi daftar kantor kementerian saat Jogja pernah menjadi ibukota Indonesia.
- Bangku MA (Militer Academie) yang berdiri pada 1945-1950 (saat ini menjadi SMA BOPKRI 1 Jogja).
- Koleksi realia (benda-benda nyata) lain yang pernah digunakan langsung dalam peristiwa bersejarah, seperti naskah, senjata, alat rumah tangga, peralatan dapur, dan pakaian.
5. Diorama
- Dorama I: 11 buah diorama yang menggambarkan tahun 1825-1942 (periode perang Diponegoro hingga kependudukan Jepang).
- Diorama II: 19 diorama tahun 1945-1947 (awal kemerdekaan hingga Agresi Militer Belanda I).
- Diorama III: berisi 18 diorama tahun 1948-2949 (Perjanjian Renville hingga kedaulatan RIS).
- Diorama IV: berisi 7 diorama tahun 1950-1974 (periode NKRI hingga Orde Baru).
Wisata sejarah Benteng Vredeburg terbuka untuk umum dari setiap Selasa-Minggu di jam 08:00-16.00. Tiketnya sangat terjangkau sekitar Rp2.000 – Rp3.000. Jika ingin sekalian jalan-jalan ke destinasi lain di Jogja, kamu bisa klik di sini untuk memesan akomodasi terdekat dari Benteng Vrederburg.
Cari dan pesan Pegipegi hotel bisa membuat kamu lebih hemat karena harga hotelnya murah dan ada banyak promo menarik. Ingin liburan murah saat di Jogja? Download aplikasi Pegipegi saja!