Waste Management sebagai Upaya PGN Saka Dalam Melestarikan Lingkungan
Waste Management menjadi langkah penting bagi perusahaan yang beroperasi di sektor energi, terutama yang menghasilkan produksi limbah. PGN Saka, sebagai entitas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan, telah mengambil beberapa langkah proaktif untuk mencegah peningkatan emisi yang dihasilkan dari proses produksinya.
Mengenal PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka)
PT Saka Energi Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan PGN Saka, berdiri pada 27 Juni 2011 di Jakarta. Sebagai anak perusahaan hulu minyak dan gas bumi dari PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGN), PGN Saka menjalankan berbagai kegiatan, termasuk eksplorasi dan pengembangan sumber daya gas alam.
Selain beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia, PGN Saka juga memiliki jaringan operasi di Amerika Serikat, khususnya di Webb, Texas Selatan.
Produksi Minyak Bumi Menghasilkan Emisi Berbahaya
Produksi minyak dan gas bumi, sementara membantu memenuhi kebutuhan energi manusia, juga menyumbang emisi berbahaya yang dapat merusak lingkungan.
Emisi seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan material partikulat dapat mengancam kesehatan manusia, hewan, dan ekosistem.
Selain itu, Timbal sebagai salah satu hasil emisi, khususnya dapat memberikan dampak serius pada anak-anak dan bersifat karsinogen.
Waste Management sebagai Upaya Nyata PGN Saka untuk Melestarikan Lingkungan
PGN Saka Energi, dengan 11 asset hulu migas, menunjukkan komitmennya terhadap aspek lingkungan dan sosial masyarakat. Melalui program Waste Management, PGN Saka melakukan dekarbonisasi pada sejumlah fasilitas, termasuk Gas Processing Facility (GPF), Oil Treating Facility (OTF), dan LPG Facility (LPGF).
Program Dekarbonisasi sebagai Langkah Waste Management PGN Saka
Sebagai komitmen nyata terhadap keberlanjutan lingkungan, PGN Saka Energi menjalankan ‘Program Dekarbonisasi’ sebagai langkah konkret dalam waste management.
Dekarbonisasi merupakan suatu proses penting dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2), yang dihasilkan dari berbagai sektor, termasuk industri minyak dan gas.
1. Solar Panel Offshore
Program penambahan sumber energi secara independen di proyek Sidayu tidak hanya mengurangi emisi sebesar 67,42 ton CO2-eq per semester, tetapi juga memberikan potensi penghematan sebesar 25.052 liter solar.
2. Carbon Offset
Inisiatif carbon offset diimplementasikan untuk mengatasi emisi CO2 yang dihasilkan selama proses produksi gas. PGN Saka menanam mangrove di sekitar area industri sebagai langkah waste management, yang berhasil mengurangi emisi sebesar 16.417 ton CO2-eq per tahun.
3. Memanfaatkan Gas Buang Gas Turbine Generator
Pemanfaatan gas buang Gas Turbine Generator (GTG) melalui proses recovery menggunakan absorption chiller, nyatanya mampu menghasilkan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF, sekaligus membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
4. Subtitusi Gas Engine
Program subtitusi gas engine pada flash gas compressor dengan electric driven flash gas compressor, terbukti mampu mereduksi emisi sebesar 4.143 ton CO2-eq per tahun, dengan potensi penghematan energi sebesar 41,3 MMSCF.
5. Konservasi Hutan Mangrove
Selain melalui program dekarbonisasi, PGN Saka juga aktif dalam konservasi hutan mangrove. Mulai dari pembibitan hingga penanaman di sekitar Banyuurip, Kec. Ujungpangkah, Kab. Gresik, PGN Saka secara nyata berupaya untuk menjaga kelestarian hayati pesisir pantai dan ekosistem laut.
Penutup
Waste management yang dilakukan oleh PGN Saka merupakan bentuk nyata dari komitmen perusahaan terhadap aspek lingkungan dan sosial masyarakat. Dengan melaksanakan program dekarbonisasi dan lainnya, PGN Saka tidak hanya mengurangi dampak perubahan iklim tetapi juga berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Semua langkah waste management ini didasarkan pada rekomendasi hasil kajian Penilaian Daur Hidup, di mana membuktikan keseriusan PGN Saka dalam menciptakan perubahan positif dalam industri energi dan pelestarian lingkungan.