Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset yang Perlu Diketahui
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bertemu dengan orang yang memiliki pendekatan berbeda terhadap tantangan dan kegagalan. Ada yang menyerah begitu saja saat dihadapkan dengan kesulitan, menganggap bahwa dirinya memang tidak berbakat atau tidak mampu.
Di sisi lain, ada juga yang pantang menyerah, bahkan melihat kegagalan sebagai batu loncatan untuk mencapai keberhasilan. Perbedaan sikap ini berakar pada dua pola pikir yang disebut growth mindset dan fixed mindset, yang secara mendasar memengaruhi cara seseorang memandang kemampuan dirinya sendiri, dan bagaimana ia merespon tantangan dalam hidupnya.
Apa Itu Growth Mindset dan Fixed Mindset?
Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan, bakat, dan kecerdasan seseorang dapat berkembang melalui usaha, pengalaman, dan pembelajaran yang berkelanjutan. Seseorang dengan pola pikir ini yakin bahwa dengan ketekunan dan kerja keras, ia bisa terus meningkatkan kapasitas dirinya. Pemilik growth mindset memandang kegagalan bukan sebagai akhir, melainkan sebagai proses belajar untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar.
Sebaliknya, fixed mindset adalah pola pikir yang cenderung percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang bersifat tetap dan tidak dapat diubah. Orang dengan fixed mindset sering kali merasa bahwa bakat atau keterampilan adalah bawaan sejak lahir yang sulit diubah, tidak peduli seberapa besar usaha yang dikeluarkan.
Pola pikir ini membuat seseorang rentan terhadap perasaan takut gagal, menghindari tantangan, dan menyerah lebih cepat ketika menghadapi kesulitan.
Perbedaan Sikap Terhadap Tantangan
Salah satu perbedaan utama antara growth mindset dan fixed mindset terletak pada bagaimana seseorang merespon tantangan. Mereka yang memiliki fixed mindset sering kali menghindari situasi yang berpotensi mengungkapkan kelemahan mereka.
Ketika dihadapkan dengan tugas yang sulit, mereka lebih cenderung menyerah atau bahkan menghindari tugas tersebut sejak awal. Pasalnya, mereka takut dianggap gagal dan tidak mampu.
Bagi mereka, kegagalan dianggap sebagai cerminan langsung dari ketidakmampuan, sehingga mereka cenderung menjauh dari situasi yang bisa membuat mereka terlihat lemah.
Di sisi lain, orang dengan growth mindset memandang tantangan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Mereka justru akan mencari kesempatan untuk menguji kemampuan mereka dalam situasi yang menantang.
Tantangan dianggap sebagai bagian dari proses yang akan mengasah keterampilan dan memperkaya pengalaman. Kegagalan, bagi mereka, adalah hal yang wajar dan bahkan diperlukan untuk pertumbuhan.
Mereka melihat kegagalan bukan sebagai bukti ketidakmampuan, tetapi sebagai masukan untuk mencoba lagi dengan cara yang berbeda dan lebih baik.
Perbedaan dalam Menyikapi Kegagalan
Bagaimana seseorang memandang kegagalan juga sangat dipengaruhi oleh pola pikirnya. Mereka yang memiliki fixed mindset akan merasa kegagalan adalah titik akhir dari usaha mereka.
Karena menganggap kemampuan mereka tetap, mereka sering kali berpikir bahwa tidak ada gunanya mencoba lagi setelah gagal, sebab mereka yakin bahwa kegagalan tersebut adalah bukti ketidakmampuan diri. Akibatnya, mereka mudah merasa putus asa dan kehilangan motivasi untuk mencoba lagi.
Sebaliknya, orang dengan growth mindset memandang kegagalan sebagai bagian dari perjalanan untuk mencapai kesuksesan. Bagi mereka, kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan mencari cara baru untuk mencapai tujuan.
Mereka tidak melihat kegagalan sebagai cermin ketidakmampuan diri, tetapi sebagai sumber informasi yang bisa membantu mereka memperbaiki pendekatan atau strategi. Dengan cara ini, mereka lebih termotivasi untuk mencoba lagi, melakukan perbaikan, dan tidak mudah menyerah.
Perbedaan dalam Penerimaan Terhadap Kritik
Perbedaan lain antara growth mindset dan fixed mindset dapat dilihat dari cara seseorang merespon kritik. Kritik bagi mereka yang memiliki fixed mindset, sering kali dirasakan sebagai ancaman terhadap harga diri. Orang dengan pola pikir ini cenderung merasa tersinggung atau defensif ketika menerima masukan yang menunjukkan kekurangan mereka.
Mereka mungkin merasa bahwa kritik adalah bentuk serangan terhadap kualitas bawaan yang mereka miliki, sehingga sulit bagi mereka untuk menerima masukan secara objektif.
Sebaliknya, mereka yang memiliki growth mindset menganggap kritik sebagai masukan berharga yang bisa membantu mereka tumbuh dan berkembang. Kritik dilihat sebagai sumber informasi yang menunjukkan area yang masih bisa ditingkatkan.
Dengan keterbukaan terhadap kritik, mereka memiliki peluang untuk memperbaiki diri dan mengembangkan kemampuan. Mereka lebih mudah menyaring masukan yang membangun dan menerapkannya dalam kehidupan mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Perbedaan dalam Keyakinan Terhadap Kemampuan Diri
Keyakinan terhadap kemampuan diri adalah aspek penting yang membedakan growth mindset dan fixed mindset. Orang dengan fixed mindset cenderung berpikir bahwa kecerdasan dan kemampuan adalah sesuatu yang sudah ditentukan sejak lahir dan tidak bisa berkembang seiring waktu. Mereka merasa bahwa ada batasan tertentu pada apa yang bisa mereka capai, dan batasan ini tidak bisa diubah meskipun mereka berusaha keras.
Sementara itu, growth mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan bisa ditingkatkan melalui usaha dan ketekunan. Mereka percaya bahwa tidak ada batasan yang tetap terhadap apa yang bisa mereka capai, selama mereka bersedia bekerja keras dan belajar dari kesalahan.
Dengan keyakinan ini, mereka lebih termotivasi untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, dan lebih optimis terhadap masa depan mereka.
Dampak Growth Mindset dan Fixed Mindset dalam Kehidupan
Penelitian menunjukkan bahwa growth mindset sangat berpengaruh pada pencapaian dan kesejahteraan seseorang. Orang yang memiliki growth mindset cenderung lebih sukses dalam jangka panjang, karena mereka tidak takut mencoba hal baru, berani menghadapi tantangan, dan lebih tahan terhadap tekanan.
Mereka memiliki motivasi yang kuat untuk terus belajar dan meningkatkan diri, sehingga mereka lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan yang mungkin muncul di masa depan.
Di sisi lain, fixed mindset dapat membatasi potensi seseorang. Orang yang memiliki pola pikir ini cenderung hidup dalam ketakutan akan kegagalan, dan ini membuat mereka sulit untuk berkembang.
Mereka mungkin memilih jalan yang lebih aman dan menghindari tantangan karena takut gagal, sehingga kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri juga terbatas. Akibatnya, mereka mungkin merasa stagnan dan kurang puas dalam hidup mereka.
Membangun Growth Mindset dalam Kehidupan Sehari-hari
Meskipun pola pikir ini tampak bertolak belakang, seseorang tidak dilahirkan dengan growth mindset atau fixed mindset. Kedua pola pikir ini bisa dibentuk dan dikembangkan. Beberapa cara yang bisa membantu membangun growth mindset antara lain:
- Fokus pada proses, bukan hanya hasil: Hargai usaha dan proses belajar, bukan hanya hasil akhirnya.
- Berani menerima kegagalan: Anggap kegagalan sebagai pengalaman belajar, bukan akhir dari segalanya.
- Cari tantangan baru: Jangan takut mencoba hal-hal baru yang bisa memperkaya pengalaman dan keterampilan.
- Terbuka terhadap kritik: Lihat kritik sebagai masukan yang bisa membantu Anda tumbuh, bukan ancaman terhadap harga diri.
Penutup
Perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset bukan hanya tentang bagaimana seseorang memandang kemampuan diri, tetapi juga tentang bagaimana mereka menjalani hidup. Dengan memahami dan mengembangkan growth mindset, seseorang bisa lebih terbuka terhadap peluang untuk belajar dan berkembang.
Pola pikir ini memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan lebih optimis, berani, dan siap menghadapi tantangan. Pada akhirnya, memiliki growth mindset bukan hanya tentang mencapai kesuksesan, tetapi juga tentang mendapatkan kepuasan dalam proses belajar dan tumbuh sebagai individu yang lebih baik.